Memang kita satu atap, satu tempat berteduh.
Tempat yang awalnya sangat menyenangkan.
Canda, tawa, kebersamaan dan persaudaraan.
Aku bertahan, mencoba masih sabar berdiri menahan semua sakit.
Inginnya aku pergi, inginnya tak sakit lagi.
Berhenti menangisi semua yang telah terjadi.
Tapi semua itu sepertinya akan terjadi abadi.
Aku memang masih terlalu kecil untuk jatuh cinta.
CINTA?
Gak tau sih ini perasaan apa. Dulu cuma bisa senyum. Sekarang cuma bisa cemberut.
Jadi inget sms dia yang waktu itu, tiba-tiba ada sms "lagi senyum apa cembetut?"
Mungkin itu keanehan dari perasaan yang sepertinya cinta.
Seperti berdiri di seutas tali diantara dua jurang.
Tak berharap, cuma pasrah.
Yaa, pasrah..
Pasrah akan menjadi seperti apa.
Bahagia atau terpuruk.
Hidup tapi seperti tak bernyawa.
Mulai mati rasa.
Sudah tak mengerti seperti apa itu bahagia.
Aku diam dia tertawa.
Aku menangis dia bahagia.
Timpang memang karna cuma aku yang seperti ini.
Hari aku jalani setiap hari.
Berlalu begitu saja tanpa ada rasa apa-apa.
Ya, memang mulai mati rasa.
Tapi perasaan ini mulai mati, hati ini juga mulai mati.
Menghitam dan rusak tidak merasakan apa-apa.
Tetapi sakit menyerang perlahan teramat dahsyat jauh kedalam hati.
Setelah terjadi seperti ini aku rasa diriku mulai rusak. Organ-organ pada diriku juga mulai rusak.
Mulai dari mataku yang rusak, tak bisa berhenti mengeluarkan air mata.
Hati ini kebas tak merasakan apa-apa..
Maunya pergi, tak kembali. Meninggalkan tempat yang membuat teramat sakit ini.
Berkali-kali ku coba pergi, berkali-kali aku coba gak mau kembali lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar