Kamis, 26 Juli 2012

Hari ini penuh dengan sakit.
Bukan raga yang sakit.
Bukan hati, tapi jauh lebih menyakitkan dari sekedar sakit hati.
Aneh...
Lebay? Bukan lebay, tapi hanya sekedar perasaan sakit yang kian membesar.
Awalnya ku kira sakit ini akan hilang sesuai berjalannya waktu.
Tapi ternyata sakit itu makin besar. Tiap harinya menjadi begitu besar.
Inginnya aku memintamu kembali padaku lagi.
Tapi, cukup sudah aku memohon kamu kembali.
Berkali-kali aku meminta kamu kembali kesisi ku.
Berkali-kali kamu menolaknya.
Aku hanya mencoba menepati janji-janjiku.
Semua yang pernah kamu pinta coba aku penuhi.
Kamu pernah bilang, ketika kita berpisah aku harus menyadarkan kamu bahwa hanya aku yang boleh ada disismu.
Lalu ketika aku memenuhi janjiku saat aku ingin membuktikan bahwa hanya aku yang ada disisimu, itupun tidak ada hasilnya.
Kamu pernah mengigau menyebutkan namaku. Mungkin kamu gak tau.
Saat itu aku cuma bisa menangis, bukan sedih. Tapi teramat bahagia.
Aku pikir memang moment sempurna itu akan terjadi selamanya.
Tapi ternyata tidak.
Putus asa, kecewa dan semuanya aku rasakan menyerang dalam satu waktu bersamaan.
Serasa ingin mati tapi belum saatnya.

Memang bodoh

merunut kejadian akhir-akhir ini.
Menghitung kembali tiap detik yang terjadi dalam hidup.
Lelah untuk mengingat, setiap kenangan terasa seperti debu.
Kecil, banyak dan membuat mata pedih.
Tiap berusaha untuk menahannya, hanya sesak yang makin membengkak.
Hanya airmata yang tetap terus berusaha untuk mengalir. keinginan teguh untuk tetap tegar. tapi entah mengapa masih sulit untuk ku rasa.
Yaa, hanya karena pria. terdengar bodoh hanya karena pria aku merasakan pedih, sakit yang begitu mengganggu.
Hanya karena pria aku menangis, menyesali hal-hal yang telah terjadi.

Rabu, 25 Juli 2012

...

Memang kita satu atap, satu tempat berteduh.
Tempat yang awalnya sangat menyenangkan.
Canda, tawa, kebersamaan dan persaudaraan.
Aku bertahan, mencoba masih sabar berdiri menahan semua sakit.
Inginnya aku pergi, inginnya tak sakit lagi.
Berhenti menangisi semua yang telah terjadi.
Tapi semua itu sepertinya akan terjadi abadi.
Aku memang masih terlalu kecil untuk jatuh cinta.
CINTA?
Gak tau sih ini perasaan apa. Dulu cuma bisa senyum. Sekarang cuma bisa cemberut.
Jadi inget sms dia yang waktu itu, tiba-tiba ada sms "lagi senyum apa cembetut?" 
Mungkin itu  keanehan dari perasaan yang sepertinya cinta.
Seperti berdiri di seutas tali diantara dua jurang.
Tak berharap, cuma pasrah.
Yaa, pasrah..
Pasrah akan menjadi seperti apa.
Bahagia atau terpuruk.
Hidup tapi seperti tak bernyawa.
Mulai mati rasa.
Sudah tak mengerti seperti apa itu bahagia.
Aku diam dia tertawa.
Aku menangis dia bahagia.
Timpang memang karna cuma aku yang seperti ini.
Hari aku jalani setiap hari.
Berlalu begitu saja tanpa ada rasa apa-apa.
Ya, memang mulai mati rasa.
Tapi perasaan ini mulai mati, hati ini juga mulai mati.
Menghitam dan rusak tidak merasakan apa-apa.
Tetapi sakit menyerang perlahan teramat dahsyat jauh kedalam hati.
Setelah terjadi seperti ini aku rasa diriku mulai rusak. Organ-organ pada diriku juga mulai rusak.
Mulai dari mataku yang rusak, tak bisa berhenti mengeluarkan air mata.
Hati ini kebas tak merasakan apa-apa..
Maunya pergi, tak kembali. Meninggalkan tempat yang membuat teramat sakit ini.
Berkali-kali ku coba pergi, berkali-kali aku coba gak mau kembali lagi.

Selasa, 24 Juli 2012

Memang Masih

Pernah kita berdua menghabiskan malam bersama.
Bebagi cerita, canda, airmata, cium, peluk, amarah.
Anehnya, semua terasa indah. Teramat indah untuk dilupakan.
Pernah malam itu kita hanya diam nonton dvd horor bedua. 
Tak berbagi apa-apa, hanya berbagi rasa sayang yang tertimbun diam dan senuhan.
Semua itu indah, teramat indah untuk dilupakan.
Kita pernah betpose ratusan foto bodoh. Dan itu tetap begitu menyenangkan.

Kini, sudah tak ada apa-apa. Hanya foto dan kenangan yang bisa membuatku tersenyum.
Melihatmu aku gak sanggup.
Mendengar suaramu pun terasa sangat menyakitkan.
Asa tertimbun dalam mimpi.

Kamu memang kesayanganku, memang masih yang tersayang.

Masih kamu, Tetap kamu.

Semua berjalan sempurna. awalnya..
Semua yang ada hanya canda, tawa, bahagia dan segala yang indah bersama kamu.
Ketika marahpun menjadi begitu bahagia untuk kita.
Kamu bilang ini akan terjadi selamanya.
Sampai aku menjadi gendut, kulit ini keriput, sampai rambut kita memutih.
Kamu bilang kamu masih akan tetap ada untukku. Masih dengan simpanan sejuta cintamu untukku.
Tapi...
Kita pun belum keriput, rambut kita pun masih hitam...
Kamu sudah tidak ada lagi untuk aku.
Kamu pernah bilang, bahagia itu milik kita, kita yang ciptakan karna kita selalu berdua dan gak akan ada yang pernah bisa misahin kita..
Tapi, sekarang kamu yang buat kita berpisah.

Saat ini, sudah sebulan lebih kita berpisah.
Bodohnya aku masih saja menyimpan cinta untuk kamu.
Bodohnya aku masih saja menangis untukmu.
Bodohnya aku masih berharap kita bersatu lagi.

Aku, lihat kamu dengan seorang wanita.
Cantik, modis dan sempurna.
Kamu tertawa seperti dengan ku dulu.

Mungkin memang sudah tidak bisa bersama.
Mungkin sudah tidak bisa diperbaiki lagi.
Sekuat apapun aku setia,
Sekuat apapun aku berharap.
Kalau aku bukan bagian dari rusukmu.
Maka, memang bukan.